Dari situs kuno UNESCO hingga pemandangan indah: perjalanan budaya dan sejarah di Greater Bay Area

Kuil Man Mo

Jika Anda menyukai sejarah dan budaya, Anda dapat dengan mudah melakukan perjalanan ke Greater Bay Area (GBA) Guangdong–Hong Kong–Makau untuk mengeksplorasi situs bersejarah yang menakjubkan dan tempat wisata yang mencerminkan perpaduan anatara Timur dan Barat.

 

Hong Kong: Old Town Central

Sebagai salah satu distrik tertua dan paling dinamis di Hong Kong, Old Town Central menawarkan berbagai landmark menakjubkan yang menggambarkan sejarah masa lalunya. Dari struktur bersejarah seperti Kuil Man Mo dan Tai Kwun, hingga butik fashion terkini dan galeri seni kontemporer, lingkungan yang semarak ini menggabungkan masa lalu dan masa kini, menjadi kebanggaan baik bagi komunitas lokal maupun internasional. Mudah diakses dengan berjalan kaki dan dipenuhi dengan tempat-tempat menarik, lokasi ini merupakan titik awal yang ideal bagi para wisatawan untuk mengenali kota ini.

Senado square

Makau: pusat sejarah

Pusat sejarah Makau masuk dalam UNESCO World Heritage List. Properti bersejarah ini mencakup kumpulan 22 bangunan utama beserta ruang publik, serta delapan alun-alun, termasuk Reruntuhan St. Paul yang berumur hampir 400 tahun, Senado Square terinspirasi oleh gaya arsitektur Eropa Selatan, serta Rumah Agam Lou Kau yang dipenuhi dengan karakteristik Lingnan. Menjelajahi pusat bersejarah, di mana pengaruh Tionghoa dan Barat berdampingan, akan memberikan pengalaman berharga tentang sejarah dan budaya kota yang menarik.

Benteng Dapeng Shenzhen

Shenzhen: Benteng Dapeng

Meskipun Shenzhen dikenal dengan banyaknya gedung pencakar langit dan struktur modern, kota ini tetap memiliki situs bersejarah, salah satunya adalah Benteng Dapeng. Pembangunan Benteng Dapeng dimulai pada periode Dinasti Ming (1368-1644), yang kemudian dijadikan sebagai barak angkatan laut pada masa pemerintahan Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing (1644-1912). Sebagai benteng pertahanan pantai yang paling terpelihara dari kedua periode tersebut, Benteng Dapeng diakui sebagai situs sejarah dan budaya yang dilindungi di tingkat nasional. Dengan menghadap ke laut dan membelakangi pegunungan, tempat wisata ini terletak jauh dari hiruk pikuk kota. Bangunan utama di area ini terdiri dari tiga menara gerbang, disertai dengan sekitar seratus rumah tua dan lorong batu yang sempit. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul berbagai penginapan, kedai kopi, dan toko-toko suvenir untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan yang berkunjung.

Gapura Batu Kerajaan Meixi

Zhuhai: Zona Wisata Gapura Batu Kerajaan Meixi

Gapura batu berornamen yang terletak di Zona Wisata Gapura Batu Kerajaan Meixi diperintahkan oleh Kaisar Guangxu dari Dinasti Qing untuk dibangun sebagai penghormatan kepada Chen Fang, yang saat itu menjabat sebagai konsul Tiongkok di Hawaii. Dipuji sebagai gapura nomor satu di Tiongkok, Gapura Batu Kerajaan Meixi tidak hanya terkenal dengan ukiran yang sangat memukau, tetapi juga menciptakan perpaduan unik antara pengaruh Tiongkok dan Barat, sebuah ciri khas yang jarang ditemukan di wilayah Tiongkok Selatan. Di sekitar tempat tersebut, pengunjung juga dapat melihat pengaruh arsitektur Barat di bekas kediaman Chen Fang, terutama ruang tamu bergaya Eropa yang lebih indah dilihat secara langsung.

Museum Dr Sun yat-sen di Zhongshan

Zhongshan: Museum of Dr Sun Yat-sen

Berkunjung ke Zhongshan tidak lengkap tanpa mengunjungi Desa Cuiheng, tempat kelahiran Sun Yat-sen. Di pintu masuk Museum Dr Sun Yat-sen, pengunjung akan disambut dengan tulisan "dunia dimiliki bersama oleh semua orang", yang merupakan cita-cita sang 'bapak Tiongkok modern'. Bekas kediaman Sun - sebuah bangunan dua lantai dari batu dan kayu - dapat dikenali dari dinding merah, garis-garis putih, dan langkan botol keramik berlapis kaca berwarna hijau. Di dalamnya, perabotan kunonya masih terawat dengan baik untuk memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan sehari-hari Sun. Jika waktu memungkinkan, kunjungi area pameran lainnya dan berjalan-jalanlah di 1911 Revolution Memorial Park.

Sai Kwan Mansion di Guangzhou

Guangzhou: Xiguan Mansions

Rumah-rumah megah yang dibangun oleh para pedagang kaya di akhir dinasti Qing di Xiguan (sekarang Distrik Liwan) secara kolektif disebut sebagai ' Xiguan Mansions'. Ciri khasnya meliputi dinding bata hijau, atap pelana genteng, dan tiga jenis pintu, yaitu pintu kayu, jeruji, dan gerbang sudut. Jeruji yang dapat dipindahkan melengkapi tata letak rumah untuk memberikan ventilasi yang lebih baik, berfungsi sebagai contoh yang baik dari kearifan rakyat. Untuk melihat bagaimana rumah-rumah besar itu terlihat pada masanya, kunjungi Xiguan Folk Custom Exhibition Hall.

Wong Fei Hung Lion Dance Martial Arts Museum di Foshan

Foshan: Huang Feihong Lion Dance and Martial Arts Academy

Penggemar seni bela diri akan menikmati Foshan, tempat kelahiran seniman bela diri Huang Feihong (atau Wong Fei-hung dalam bahasa Kanton). Di dalam Huang Feihong Lion Dance and Martial Arts Academy di kaki Gunung Xiqiao terdapat bekas kediaman 'raja barongsai Guangzhou'. Pengunjung dapat menginjakkan kaki di aula medis Bao Zhi Lin dan Baicao Tang yang telah diperbaharui, menonton film seni bela diri di Huang Feihong Cinema, serta menikmati pertunjukan barongsai dan seni bela diri setiap hari. Penggemar seni bela diri mungkin juga perlu memeriksa tanggal penyelenggaraan Wong Fei-hung Cup World Lion Dance Championship, yang diadakan setiap tahun di Tianhu Park.

Huizhou West Lake

Huizhou: West Lake

West Lake in Huizhou used to be called Feng Lake. It got its present name after famous poet Su Shi from the Northern Song dynasty (960–1127), who was exiled to Huizhou at one point, compared it with West Lake in Hangzhou in his poetry. Huizhou’s West Lake is in fact bigger than the one in Hangzhou. It features a total of six lakes, nine bridges and 18 sights, of which the Su Causeway, Sizhou Tower and Liudan Pavilion on Diancui Island have been included among the 10 scenes of Huizhou.

KeYuan Park of Dongguan

Dongguan: Keyuan

Keyuan yang berusia lebih dari satu abad, merupakan yang paling terawat di antara Four Great Gardens di Guangdong, dan merupakan representasi arsitektur taman di Lingnan. Semua bangunan di taman ini, termasuk berbagai paviliun, teras, menara, jembatan, dan kolam, terbuat dari batu bata berwarna abu-abu. Tata letak taman ini dirancang dengan cermat sehingga jalanan setapak dan koridor saling terhubung dengan baik, sementara tanaman dan pepohonan yang melimpah membuat tempat ini terasa sejuk bahkan di pertengahan musim panas. Setelah mengunjungi taman, naiklah ke Kelou Building yang memiliki empat lantai untuk menikmati pemandangan indah Dongguan.

Kaiping Diaolou dan Perdesaan

Jiangmen: Kaiping Diaolou

Kaiping di Guangdong adalah kampung halaman dari banyak orang Tionghoa perantauan. Pada awal abad ke-20, banyak penduduk asli Kaiping yang bekerja ke manca negara kembali ke kampung halamannya dan membeli tanah untuk membangun permukiman yang dikenal dengan sebutan 'diaolou'. Diaolou tidak mengikuti gaya arsitektur tradisional Tiongkok. Sebaliknya, bangunan ini merupakan perpaduan gaya arsitektur Yunani kuno, Romawi kuno, Bizantium, Barok, dan Tiongkok. Meskipun bangunan ini memiliki penampilan yang menakjubkan, strukturnya tetap praktis. Struktur yang kokoh didesain untuk mencegah genangan air serta mengurangi risiko perampokan. Saat ini, terdapat 1.833 diaolou di Kaiping yang menarik perhatian para penggemar fotografi dalam beberapa tahun terakhir.

Zhaoqing Dinghushan

Zhaoqing: Dinghu Mountain

Dinghu Mountain merupakan salah satu dari empat gunung terkenal di wilayah Lingnan dan merupakan cagar alam pertama di Tiongkok. Sebagai tempat bagi ragam spesies tanaman yang melimpah, gunung yang hijau ini dianggap sebagai 'sumber oksigen alami' bagi penduduk kota karena udaranya yang bersih. Gunung ini juga merupakan tempat suci bagi umat Buddha. Qingyun Temple dari Dinasti Ming yang ada di dalam cagar alam ini merupakan salah satu dari empat kuil terkenal di Provinsi Guangdong. Kuil lima lantai ini memiliki sekitar 100 aula dan relik, termasuk sebuah kuali yang dahulu digunakan untuk memasak bagi seribu orang, lonceng perunggu besar, dan plakat yang bertuliskan nama Cixi, janda permaisuri dari Dinasti Qing.